Cerita Dewasa_Hot Tidak Kalah

(KLIK NAMA SAYA ALMADIANA) Untuk memenuhi kebutuhanku agar tidak terlalu mengandalkan uang kiriman dari orang tua, aku memutuskan untuk kuliah sambil bekerja di salah satu club billiard yang cukup besar dan eksklusif di kota bandung, aku bekerja menjadi salah seorang penjaga meja, sekaligus merangkap pramusaji di club tersebut, kadang-kadang aku merasa sangat lelah dan letih, apalagi jika aku harus terpaksa pulang larut malam dari tempat kerja, tidak apalah, yang penting aku bisa mempunyai cukup uang dan dapat memenuhi kebutuhanku sendiri tanpa harus mengandalkan kiriman uang dari orang tuaku, lagi pula aku sudah bertekad untuk belajar hidup mandiri.

                            

(SAYA ALMADIANA BERBAGI CERITA ) waktu itu aku sedang binggung sekali, karena hari itu hari terakhir waktu pembayaran uang semester, padahal kiriman orang tua juga belum masuk ke rekeningku, dan saat gajianku masih seminggu lagi, sementara uang tabunganku sudah habis untuk keperluan dan biaya hidupku sehari-hari hingga sore itu aku benar-benar pusing memikirkannya.

Akhirnya, aku beranikan diri untuk meminjam uang ke club billiard tempat aku bekerja, tapi perusahaan tidak dapat mengabulkan permohonan ku dengan alasan saat itu tidak ada dana tersedia karena seluruh uang yang ada sudah di setorkan ke pemiliknya.

Malam itu, dengan perasaan binggung dan sedih, aku berkemas untuk pulang kembali ke kost ku, saat itu jam kerjaku memang telah selesai, aku berjalan lunglai dari ruangan karyawan, binggung memikirkan nasibku besok, saat kuliah Rina sudah menungguku di ruang tunggu.

''Gimana jen? dapat pinjaman uangnya?'' tanya Rina.

'' Nggak bisa Rina, ggp dech, besok gua minta keringanan saja dari kampus;; ujarku dengan nada lemas.

''elu sediri , dari mana? tumben mampir ke sini ?'''tambahku sambil melihat ke arah jam tanganku, saat itu sudah hampir jam sepeluh malam, tidak biasanya Rina berani keluar malam-malam, pikirku heran.

''Gue abis dari mall di depan, ngecek ATM, siapa tahu kiriman gue udah sampai, buat nalangin bayaran elu, tapi ternyata belum sampai'' ujarku sambil mengajaknya pulang.

Kami berdua berjalan melewati ruangan biliard, saat itu di sana empat orang tamu yang sedang bermain ditemani oleh manajerku, mereka adalah teman-teman dari pemilik club tersebut, jadi walaupun club tersebut sudah tutup, mereka tetap bebas bermain, aku sempat berpamitan dengan mereka sebelum aku kembali berjalan menuju pintu keluar saat tiba-tiba salah seorang dari mereka memanggilku.

''Jen,, temanin kita main Ring,,'' serunya.

''kita taruhan, berani enggak?'' tambah temannya sambil melambaikan tangannya ke arahku.

Aku tertegun sejenak sambil menatap bengong ke arah mereka, rupanya mereka sedang berjudi, dan mereka mengajakku untuk bergabung, wahhh,,, boleh juga nih, siapa tahu menang, pikirku.

''taruhannya apa? saya lagi tidak bawa uang banyak,,'' seruku, sementara kulihat pak jimmy managerku, berjalan menghampiriku.

''gampang ,, kalau kamu bisa menang, satu game kami bayar lima ratus ribu, tapi kalau kamu kalah, enggak perlu bayar, kamu harus buka baju saja, kita main sepuluh game, setuju?'' seru salah satu dari mereka.(BANDAR)   

Aku tersigap mendengar tantangannya, kulirik Rina yang saat itu berada di depan pintu keluar, dia tampak menggelengkan kepalanya, sambil memberi tanda kepadaku, agar aku cepat-cepat meninggalkan club tersebut.

''Brengsek! nggak mau..!'' ujarku sambil membalikkan tubuhku.

Bisa-bisa aku telanjang kalau dalam sepuluh game itu aku kalah terus, pikirku dengan sebal, tapi tiba-tiba langkahku terhenti saat tangan manajerku memegang pundakku.

"terima saja jen, kamu kan lagi butuh uang, lagi pula mereka enggak begitu jago kok,,'' ujar manajerku berusaha membujuk.

''tapi pak'' jawabku dengan nada binggung, sebenarnya aku mulai tertarik untuk memenuhi tantangan mereka, dengan harapan aku bisa memenangkan seluruh game, lagi pula aku benar-benar membutuhkan uang tersebut.

''sudahlah'' kalau bersedia nanti saya kasih tambahan uang, lagi pula enggak enk menolak tamu-tamu bos'' ujarnya sambil membujukku.

''oke tapi kalau saya kalah gimana?'' tanyaku kepada mereka.

'' tenang saja, kamu lepas baju saja kok, kami janji enggak akan berbuat macam-macam,,'' seru orang yang berada paling dekat denganku.

''Baik, tapi janji, tidak akan macam-macam'' jawabku memastikan perkataan mereka, sementara Rina langsung berjalan menghampiriku.

"Lu udah gila apa jen?'' serunya dengan nada marah.

'' Tenang saja Rinm elu duduk saja di sana, nunguin gua, oke?'' ujarku sambil menunjuk ke arah sofa yang berada di pojok ruangan.

''Tapi jen?'' ujar Rina dengan wajah ketakutan.

''údah, enggak apa-apa, elu enggak perlu takut,'' sanggahku sambil tersenyum menenangkan hatinya, akhirnya Rina pun berjalan dan duduk di sofa tersebut.

Sudah lima Game berjalan, aku menang 2 kali dan kalah 3 kali, membuat aku harus menanggalkan jaket, blouse dan celana panjang yang kukenakan hingga saat itu hanya tersisa Bra dan celana dalam yang masih melekat di tubuhku, jangan sampai kalah lagi, ujarku dalam hati, dua kali aku kalah, maka aku akan benar-benar bugil, pikiranku mulai panik, sementara di pojok ruangan, Rina sudah tampak mulai resah melihat keadaanku.

Tapi naas, dingin dari AC di ruangan tersebut membuat aku sulit berkonsentrasi sehingga aku kembali kalah pada game keenam, membuat mereka langsung bersorak riuh,, memintaku untuk segera menanggalkan Bra yang aku kenakan, aku sudah hampir menangis saat itu, tapi mereka terus memaksaku, maka dengan perasaan berat dan malu, akhirnya ku lepaskan juga Bra yang melekat di tubuhku, membuat buah dadaku langsung mencuat dan terbuka di hadapan mata mereka yang tampak melotot saat memandang tubuh telanjangku.

                                                                            

''Sudah,,,sudah,, kita berhenti saja, saya menyerah'' seruku memelas sambil berusaha menutupi tubuh bagian atasku, saat itu aku sudah merasa sangat malu dan tidak lagi berminat untuk meneruskan tantangan itu.
'' tidak bisa, perjanjiannya kan sampai kamu terlanjang, baru permainan selesai,,'' protes lawan mainku, akhirnnya aku hanya bisa menuruti kemauannya.
''Buka-,,buka,,,'' sorak mereka pada game berikutnya aku kembali kalah dan harus melepas celana dalamku.
''udahh,,, kita batalkan saja taruhannya,,,'' jeritku sambil meraih pakaianku dan berlari menjauhi mereka, tapi salah seorang dari mereka dengan sigap menubrukku dari belakang, membuatku terhempas di atas meja billiard dengan posisi menelungkup dan laki-laki itu menindihku dari atas.

''Lepaskan,,,'' teriakku kaget sambil meronta dengan sekuat tenaga, tapi laki-laki itu terus menindihku dengan kuat, membuat aku benar-benar tidak bisa bergerak sama sekali, akhirnya aku terkulai lemas tak berdaya sambil terus menangis.
''pakk jimyy,,, tolong saya pak,,,'' jeritku sambil menyapukan pandangan mencari manajerku.

Betapa terkejutnya aku saat kulihat pak jimmy sedang mendekap tubuh Rina sambil tangannya berusaha melucuti pakaian yang melekat di tubuhnya di bantu oleh 3 orang temannya, bersamaan dengan itu kurasakan mendesak masuk kedalam liang kemaluanku, rupanya saat laki-laki yang berada dia atas tubuhku, sudah akan memperkosaku, dia menyelipkan batang  dari sela-sela celana dalam yang kukenakan dan terus menekan dengan keras, membuat batang kemaluannya makin terhujam masuk ke bibir vaginaku.CAPSA

''jangann,,oouhhh,,,'' jeritku sambil berusaha menahan kemaluannya, tapi batang kemaluannya terus melesak masuk, sehinnga akhirnya benar-benar terbenam seluruhnya di dalam liang.
''jangann keluar didalam pak,,'' gumamku pelan sambil menahan tubuhku yang berguncang  saat laki-laki itu mulai memompaku,
''oke,,,uhhh,,,aahhh,,,, kamu cantik jen,,,'' ceracau laki-laki itu saat mulai bergerak di dalam tubuhku.
''ouhhh,,, mmhhhhh,,,,'' desahku lirih.

Aku memejamkan mataku, merasakan getaran yang mulai menjalari seluruh tubuhku, saat pemerkosaan menghentakkan tubuhnya dengan makin cepat, membuat aku mulai terangsang saat itu, dan tanpa sadar aku pun takut menggerakkan pinggulku, berusaha mengimbangi gerakannya.

Aku memang sudah sering melakukan hubungan badan dengan pacarku sejak aku masih duduk di bangku SMU, malah kegadisanku telah terenggut oleh pacarku saat aku masih di kelas 1 SMA. dan sejak itu rutin melakukan aktivitas seks, sampai akhirnya aku pergi melanjutkan studi di bandung, dan sekarang aku kembali merasakan kenikmatan itu setelah selama satu tahun aku tidak pernah lagi bersetubuh.

''ouuhhhh,,, mmmhhhh,,,'' desahku sambil terus menggoyangkan pinggulku.

Sementara di pojok ruangan, kulihat RIna sedang berjuang dengan sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari keempat orang yang sedang menggumulinya, saat itu keadaan Rina benar-benar sudah sangat berantakan, kemeja lengan panjang yang di kenakannya sudah terbuka lebar dan hampir lepas dari tubuhnya, sementara Bra yang di kenakannya sudah tampak setengah terbuka hingga membuat satu payudaranya menyembul keluar.

''jangan,,, jangann,,, lepaskan,,, tolonggg,,,'' jeritnya keras sambil berusaha meronta dan melawan dengan gigih saat seorang dari mereka mulai mengangkat rok panjang yang di kenakan oleh Rina.
''jangan,,, tolongg,,,,'' jerit Rina makin keras sambil menendang-nendang kedua belah kakinya saat mereka mulai menggerayangi tubuh badan bawahnya dengan buas,
''hentikan,,, hentikan,,,'' teriak Rina putus asa sambil menangis sejadi-jadinya sementara tangannya berusaha menggapai ke arah bawah, mencoba menghentikan tangan-tangan yang sedang melolosi celana dalamnya, tapi gerakannya tertahan oleh tangan pak Jimmy yang saat itu terus mendekap tubuh Rina dari belakang.

Saat itu keadaan Rina sungguh sangat mengenaskan, pakaian bagian atasnya sudah tebuka dengan lebar, sementara roknya pun telah telah tersingkap sampai sebatas perutnya, dan aku dapat melihat jelas, saat tubuh Rina tampak menggeliat hebat ketika kedua orang yanag mengangkat tubuhnya itu mulai menurunkannya dengan perlahan, membuat batang kemaluan pak Jimmy melesak masuk ke dalam liang.

''ouugghhh,,,, jangann,,,,'' jerit Rina sambil meringgis kesakitan ketika mulai dijajali oleh kemaluan pak Jimmy.

Perlahan kulihat batang kemaluan itu terus melesak masuk sampai akhirnya lenyap dan terbenam sekluruhnya di dalam laing rahim Rina, saat itu Tubuh Rina benar-benar telah menyatu dengan tubuh pak Jimmy, dan Rina tampak mengerang kesakitan sambil menggeliatkan tubuhnya.

''aaarrrggghh,,, sakittt,,,,, perihh,, lepaskan itu dari tubuhku,,'' jerit Rina dengan nafas yang tersengal-sengal, dia masih berusaha meronta , ketika pak Jimmy mulai bergerak di dalam tubuhnya, membaut Rina makin menjerit-jerit kesakitan, sampai akhirnya tubuhnya terkulai lemas tak sadarkan diri di dalam dekapan pak jimmy.

                                                                        

                                                                        DOMINO